PWRI Pesawaran Berharap Kasus Dugaan Bullying Di Pondok Modern Daarul Ikrom Polres Pesawaran Segera Tindak Lanjuti

  • Pesawaran — Kasus Bullying di Pondok Pesantren Daarul Ikrom yang berada di Desa Tempel Rejo Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran yang terjadi beberapa waktu yang lalu terus bergulir, dan menurut keterangan Toto Bagus selaku orang tua Korban yang anaknya mengalami patah tulang hidung serta mengalami trauma akibat kejadian pengeroyokan, pada awak media menyampaikan bahwa dirinya sudah berkoordinasi dengan pihak Polres Kabupaten Pesawaran, ( Selasa, 25, Februari, 2025 )

Toto Bagus selaku orang tua wali korban pengeroyokan dirinya menceritakan kepada team media yang di jelaskan oleh pihak Polres Pesawaran kepadanya, “Terkait persoalan tersebut akan segera di tindak lanjuti, akan segera melakukan pemanggilan terhadap saksi saksi dan pelaku pengeroyokan, saya sudah berkomunikasi dengan pihak Polres Pesawaran dan mereka memberikan jawapan seperti itu, Jelas Toto bagus

“Dan saya sangat mengharapkan persoalan ini jangan di anggap remeh karna saya sudah menghadiri undangan dari pihak Pondok Pesantren Darul Ikrom tapi mereka selalu memberi penjelasan yang berputar putar, Saya merasa kecewa dengan sikap Kepala Sekolah di Pondok Pesantren Modern termasuk Narasi yang di sampaikan oleh Arif selaku ketua Pengasuh yang ada di Pondok Pesantren Darul Ikrom yang sebelumnya mengatakan tidak mengetahui peristiwa pengeroyokan yang terjadi, imbuhnya

“Bahkan Arif mengatakan bahwa anak saya mereka beranggapan hanya mengalami mimisan bukan hal yang berat sedangakan saya sudah melakukan pemeriksaan visum dan terbukti memang anak saya mengalami patah tulang hidung, jadi saya sudah di hubungi oleh pihak Polres Pesawaran untuk menghadirkan saksi untuk di pinta keterangan lanjutan terkait persoalan ini, Pungkas Toto Bagus

Terkait kasus bullying yang terjadi di Pondok Pesantren Daarul Ikrom, Hal tersebut mendapat perhatian dari Mahmudin Ketua DPC PWRI Kabupaten Pesawaran dirinya mengatakan kepada team media, Menanggapi persoalan tersebut Mahmuddin menyamapaikan dugaan lemahnya pengawasan terhadap siswa siswi yang menimba ilmu di Pondok Pesantren khususnya Darul Ikrom yang juga MTS Madrasah Tsanawiyah, yaitu jenjang pendidikan menengah pertama (SMP) yang diselenggarakan oleh Departemen Agama. Dan Madrasah Aliyah, Jelas Mahmudin

“Kami menduga ada kelalaian dari pihak Pondok Oesantren Daarul Ikrom, sehingga menyebabkan terjadinya bullying tersebut,karna informasi yang kami dapat baik dari alumni dan wali yang masih aktif, pihak pondok tidak memberi kabar kepada orang tua bila anak mereka mengalami sesuatu yang berat,sedangkan murid takut untuk bercerita, papar Mahmudin

“Pondok Pesantren Modern Daarul Ikrom tentunya juga mengelola anggaran dana Bantuan Oprasional Sekolah ( BOS ) yang selama ini sangat sulit untuk di awasi penggunaanya, kami mengharapkan dari pihak Kejari Kabupaten Pesawaran untuk dapat melakukan pemeriksaan terhadap perealisasianya, karna tidak menutup kemungkinan akan dapat ditemukan dugaan dugaan dalam realisasinya. Pungkas Mahmudin ( Red )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *