Infojejama. Com Lampung selatan – puluhan tahun berlalu namun jalan penghubung antara kecamatan Merbau Mataran dan kecamatan Katibung Lampung selatan masih seperti neraka bagi pengendara, jalan yg menghubung kan Desa suban – Desa Karang Raja – Padasuka ini lebih mirip kubangan lumpur di musim hujan, dan lautan debu di musum kemarau. (12/03/2025)
Masyarakat sudah lelah dengan janji – janji, bertahun – tahun mereka berharap, Namun kenyataan yg dihadapi justru sebalik nya, kerusakan semakin parah, membuat anak – anak kesulitan bersekolah, pedagang terhambat berdagang, dan warga terpaksa mempertaruh kan keselamatan setiap kali melewati jalan tersebut,
“Kalau hujan kami harus ekstra hati – hati, banyak motor yg tergelincir, mobil yang terjebak lumpur, sedang kan saat kemarau debu tebal masuk ke rumah- ramah, ini bukan sekedar tidak nyaman tapi mengancam kesehatan kami”. Keluh seorang warga Desa Suban.
Ironis nya, pada tahun 2020, sempat beredar kabar bahwa jalan ini akan di perbaiki pada 2021, namun, lima tahun berlalu kondisi jalan tetap sama, bahkan lebih buruk, warga mempertanyakan, kemana anggaran daerah selama ini.? Mengapa hak mereka atas infrastruktur yang layak terus di abaikan.? “Kami ini warga lampung selatan, bukan warga kelas dua ! Kami taat bayar pajak, tp hak kami untuk mendapat kan jalan layak malah di abaikan, kami lelah menunggu janji – janji tanpa bukti” Ujar seorang warga dengan nada geram
Belajar dari luka lama: kasus Korupsi infrastruktur Lampung Selatan
Warga masih mengingat bagaimana mantan bupati Lampung Selatan, Zainudin Hasan, tersebut Kasus Korupsi proyek infrastruktur yamg mencoreng wajah daerah ini, pada 2019 ia terbukti menerima suap sebesar Rp 72 miliar dari proyek Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lampung selatan, uang yang seharus nya di gunakan untuk Pembangunan, malah di korupsi untuk kepentingan pribdi.
Akibatnya ! pembngunan jalan yang seharus nya menjadi hak masyarakat justru mandek, menyisakan luka mendalam yg tak kunjung sembuh.
Warga Lampung selatan tidak ingin sejarah kelam ini terulang, mereka kini berharap penuh pada kepemimpinan Bupati Radityo Egi untuk membuktikan bahwa janji kampanye nya bukan sekedar omong kosong.
“Pak Bupati, Kami ingin melihat aksi nyata! Jangan sampai kami hanya menjadi korban janji lagi, jalan ini bukan hanya sekedar akses tapi juga urat nadi perekonomian kami, jika ini terus di biarkan sampai kapan rakyat harus menderita?” Ujar warga dengan penuh harap.
Harapan kini ada di tangan pemimpin baru, Masyarakat Lampung Selatan menunggu, apakah Radityo Egi akan menjawab keluhan mereka dengan tindakan nyata, atau justru membiarkan mereka terus hidup dalam ketidak pastian?
(Rohimin)