Aktivis G – MAKI dan Masyarakat Menduga Tidak Sesuai Spesifikasi Proyek Rekonstruksi Jalan Ruas Padang Cermin Anggaran Rp. 9,8 Milyar

Pesawaran – Proyek pembangunan jalan raya dan talut penahan tanah ( TPT ) yang sedang berlangsung dikerjakan menuai kritik dari aktivis Gerakan Masyarakat Anti Korupsi ( G – MAKI ) dan masyarakat setempat, pasalnya proyek tersebut ditemukan kurangnya kualitas pada posisi pengerjaan TPT yang baru selesai dikerjakan diduga kekurangan bahan material semen, sehingga mengakibatkan mudahnya merotol tidak ada kekuatan serta menggunakan matrial batu bulat, proyek pembangunan jalan ini yang berada di jalan ruas Padang Cermin- SP Teluk Kiluan, tepatnya berada di Desa Kota Jawa sampai Desa Rusaba Kecamatan Punduh Pidada Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung, ( Sabtu -12 Juli 2025 )

Pekerjaan proyek ruas jalan yang bersumber dari Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Lampung,
Nama Paket : Rekonstruksi Jalan Ruas Padang Cermin – SP Teluk Kiluan Link ( 0.43 )
Penyedia Jasa : CV. Ganesha Mandala Karim
Konsultan Pengawas : CV. Lorinsa Sejahtera
Nomor Kontrak : 01/KTR/PPK-K.2/JLN-043/V.03/IV/2025
Nilai Kontrak : 9.829.739.075.00
Tanggal Kontrak : 11 April 2025
Waktu Pelaksanaan : 180 Hari Kalender
Sumber Dana : APBD
Tahun Anggaran : 2025

 

Mahmudin, Aktivis Gerakan Masyarakat Anti Korupsi ( G – MAKI ), didampingi Samuti, selaku warga masyarakat sekitar kecamatan Punduh Pidada, yang melakukan kontrol proyek tersebut dirinya mengatakan, “Saya temukan adanya indikasi dugaan korupsi dalam pengerjaan proyek ini, khususnya pada pengerjaan talut penahan tanah yang ada di bibir ruas jalan ini demi meraup keuntungan yang lebih besar sehingga tidak mengutamakan kualitas bangunan, Jelas Mahmudin


” Batu yang digunakan nampak terlihat menggunakan batu gelondongan diduga batu dari sungai lingkungan sekitar, selain itu yang paling parah dari bangunan ini adukan semen yang sudah mengering pada pondasi tanggul penahan tanah sangatlah rapuh dan renyah meskipun diremas hanya menggunakan tangan. Imbuh Mahmudin

 

 

Di tempat yang sama,Samuti selaku warga setempat dirinya mengatakan, “Kalau hasil pengerjaan nya seperti ini sangatlah rapuh, saya yakin ini akan cepat rusak karna tidak ada kualitas, saya menduga adukan nya ini terlalu kebanyakan pasir dan kekurangan semen sehingga hasilnya rapuh seperti ini. Kata Samuti

” Saya sebagai warga masyarakat sini, dan juga sebagai penerima manfaat atau pengguna jalan, saya tidak merasa puas dengan hasil pengerjaannya proyek ini, karna saya pantau pekerjaan ini dari awal mulai pengerjaan nya, dan akan terus saya kawal sampai dengan selesai, saya juga akan terus mengumpulkan dokumentasi dan akan kami laporkan kepada pihak BPK dan APH karna hal ini saya menduga syarat korupsi. Pungkas Samuti

 

 

Hingga berita ini diterbitkan, pihak pengerja atau kontraktor serta konsultan pengawas maupun dinas terkait belum dapat diminta atau memberikan keterangan resmi, dan akan terus ber upaya untuk meminta tanggapan.

 

( Rudi Sapari A.s)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *