Aktivis G – MAKI  Dampingi DPRD Komisi lll Sidak Proyek Rp11,9 M Ambrol Dinas PUPR Pesawaran Gagal Bangun Sebelum Serah Terima

filter: 0; fileterIntensity: 0.0; filterMask: 0; captureOrientation: 0; brp_mask:0; brp_del_th:null; brp_del_sen:null; delta:null; module: photo;hw-remosaic: false;touch: (-1.0, -1.0);sceneMode: 8;cct_value: 0;AI_Scene: (-1, -1);aec_lux: 0.0;aec_lux_index: 0;HdrStatus: auto;albedo: ;confidence: ;motionLevel: 0;weatherinfo: null;temperature: 47;

Infojejama.com / Pesawaran – Ironis pembangunan memalukan terjadi di Kecamatan Way Khilau, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Proyek peningkatan jalan dan pembangunan Talud Penahan Tanah (TPT) senilai Rp11,9 miliar dari APBD 2025, yang bahkan belum diserahterimakan (PHO), sudah ambrol Kegagalan konstruksi ini memicu protes warga dan sorotan tajam dari Komisi III DPRD Kabupaten Pesawaran. ( Senin 28 Juli 2025 )

Anggota Komisi III DPRD Pesawaran, Yusak, menyatakan kegeramannya usai meninjau langsung lokasi yang ambrol. Alih-alih menyesali, Yusak justru bersyukur kerusakan terjadi sekarang. “Syukur pekerjaan tersebut ambrol sekarang, jika tidak maka pekerjaan itu tidak akan bertahan lama,” tegas Ketua Golkar Pesawaran itu, Pernyataan ini menggarisbawahi parahnya kualitas proyek.

 

Yusak mengungkapkan akar masalah pengerjaan yang asal-asalan. Kontraktor diduga memasang pondasi baru di atas pondasi lama yang sudah tidak stabil atau “menggantung”. “Akibatnya pekerjaan itu runtuh,” jelas Yusak. Praktik ini menunjukkan pelanggaran teknis konstruksi yang fatal.

DPRD Menyikapi kegagalan ini, Komisi III mendesak Dinas PUPR mengambil langkah cepat. “Kami… sepakat bagaimana langkahnya Dinas PUPR Pesawaran untuk merubah kontrak atau apapun itu, supaya di lokasi ambrol tersebut dibuatkan bronjong,” tegas Yusak.

 

“Bronjong (kawat berisi batu) dianggap solusi yang lebih tahan lama dibanding metode sebelumnya. Yusak menekankan, proyek sebesar ini harus memberikan hasil yang awet puluhan tahun, bukan roboh tak lama setelah dibangun.

 

Panggilan Tanggung Jawab di tengah anggaran fantastis yang dikucurkan, Yusak menuntut langkah nyata dari dinas terkait. “Kami berharap ada langkah nyata dari dinas terkait untuk segera mencarikan solusinya, sehingga pekerjaan itu bisa diperbaiki dan segera selesai,” pungkasnya. Harapan warga dan DPRD jelas: perbaikan segera, pertanggungjawaban atas kegagalan, dan jaminan proyek menggunakan uang rakyat tidak lagi asal-asalan.

Disisi lain di tempat yang berbeda, tepatnya di posisi rigit beton yang patah itu di bongkar per blok, serta TPT yang ada di Dusun Way Lipang Desa Tanjung Rejo yang menumpang di talud lama yang sudah nampak rapuh hal tersebut menuai kritik dari salah satu anggota Komisi III DPRD Kabupaten Pesawaran Evi Susina dirinya meminta diperbaiki talud bawah yang lama sesuai kondisi yang nampak terlihat sudah rapuh hampir habis termakan usia, kata Bunda Evi Susina

 

Disisi lain Warga Murka, Pengawasan “Hantu”

Mahmudin Aktivis Gerakan Masyarakat Anti Korupsi ( G – MAKI ) yang juga selaku warga masyarakat setempat, menyayangkan keras proyek yang baru selesai namun sudah rusak ambrol, Mereka menuding minimnya pengawasan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Pesawaran sebagai biang keladi. Konsultan pengawas proyek juga dilaporkan sulit ditemui, menambah kesan proyek ini dikerjakan seadanya tanpa kontrol ketat, Uang rakyat Rp11,9 milyar seperti menguap sia-sia.Tegas Mahmudin

Publik Pesawaran menanti jawaban dan tindakan konkret Dinas PUPR atas kegagalan proyek yang mempermalukan ini. Uang rakyat miliaran rupiah menuntut pertanggungjawaban yang setimpal.

 

By : Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!